Hai, aku Zee, aku ingin menceritakan satu hal padamu. Ini tentang dia, dia yang namanya tak boleh disebut (tapi ini bukan Voldemort, :p). Dia, yang sejak dulu ku suka. Dia, yang tak pernah berani aku sapa. Kemarin aku bertemu dengannya di kampus saat reuni alumni untuk angkatanku. Pertemuan yang tidak sengaja yang bahkan tak berani aku harapkan.
 |
"ini pelanggaran, kau semakin membuat perasaanku gak karuan" |
Aku semakin kaget ketika tau kalau dia adalah teman dekat kakak sepupuku, dan bahkan menginap disana ketika persiapan lamaran kakak sepupuku. Kekagetanku tidak berhenti sampai disitu, setelah acara lamaran, ketika aku dan dia harus menunggu kedatangan kakak sepupuku, dia~ mengutarakan perasaannya.
Dan sekarang, aku memandangi nomor ponselnya yang baru ku dapat darinya. Ingin rasanya aku kirim pesan padanya. Tapi ini menyalahi aturan. Duuh~
TING
Bunyi ponselku mengagetkanku, ditambah nama yang tertera di notifikasi, DIA. Iya, aku masih menulis namanya dengan DIA, bahkan aku tak berani menulis namanya di ponselku sendiri.
Assalamu'alaikum,
besok mau belanja hantaran bang Resa jam brp?
alaikumussalam mas, jam 10 mas..
Bang re ga ngasih tau jamnya?
kayanya dia sengaja ga mau bilang.
chat dan teleponku ga diresponnya,
padahal dia yang minta aku jadi supirnya.
Aku diam, aku hanya tersenyum, ini chat dari mas kan ya?
Aku sampai-sampai tak percaya. Aku senyum-senyum sendiri, dan membaca ulang dua chatnya itu. Lama aku memandangi chatnya, tak tahu harus merespon seperti apa. Setelah berkali-kali menulis dan menghapus lagi, akhirnya aku memberanikan diri membalas.
Haha, kok mas sabar bgt
ngadepin Bang re kaya gitu
Aku memandangi ponsel, namun tak ada lagi balasan darinya. Ya sudahlah..mungkin sudah tertidur. Aku kembali membaca chat dari nya. Ini chat pertamanya setelah aku tau nomor ponselnya.