Pernahkah kau berpikir, kalau Allah menarik udara-Nya dari bumi kita? Menjadikan bumi kita ruang hampa selayaknya ruang angkasa (atau selayaknya hatiku? #halah, haha.. :D).
Kita tak akan sanggup bertahan. Atau bayangkanlah, organ tubuh kita yang bertugas menghirup udara-Nya tak berfungsi dengan baik? Sanggupkah kau bertahan kawan?
Betapa kasih sayang-Nya melebihi apapun. Sebagian makhluk merusak bumi kita yang seharusnya kita jaga. Sebagian makhluk memilih dunia daripada bercengkerama dengan-Nya dalam sujud panjang sholat.
Tapi Allah tetap memberikan udara-Nya untuk kita hirup, memberikan air-Nya untuk kita minum, memberikan tanah-Nya untuk kita pijak dan tinggal.
Hidup mungkin selayaknya udara, tenang, memenuhi bumi. Goyah dan gundah mungkin adalah angin lembut menerpa pipi yang dibasahi bulir air mata (karena mungkin kau ingin bersama angin dan menangis *kaya posting-ku disini*). Cobaan mungkin adalah badai yang harus kita lalui.
Ah, kawan, sakit di dada ini menghalangiku menghirup dalam-dalam udara. Jika aku coba, aku kan rasakan nyeri. Sakit ini menghalangiku tuk mencoba udara baru di tempat berbeda.
Apa perlu ku salahkan sakitku kawan?
Bolehkah sakit itu ku jadikan alasan untuk tetap berada di tempatku sekarang?
Dy, cobalah..
satu tarikan nafas baru..
kelak kau kan tau,
apa yang perlu kau lakukan ketika nyeri itu datang..
Ketika nyeri ini membuatku bernafas tersengal...
Manado 23:25 WITA
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca....^^