Bersama Angin


"Ada saatnya dalam hidupmu, engkau ingin sendiri saja bersama angin. Menceritakan seluruh rahasia lalu meneteskan air mata"
(Bung Karno, 1933)


Tempat yang paling aku sukai dari dulu adalah loteng. Karena loteng membiarkanku bersama angin yang membelai lembut juntaian jilbabku #ceile. Karena loteng membiarkanku sendiri bersama angin, tuk sejenak pejamkan mata menikmati buaiannya.


Aku bukanlah aku yang kau tau..
Aku adalah aku yang tak kan mudah kau terka..
Aku selayaknya pohon, menaungimu dari sengatnya panas..
Aku selayaknya mawar berduri, indah, namun tak bisa kau sentuh..
Aku selayaknya air, menyejukkan dan menenangkanmu..

Layaknya lautan, rahasia ku mendalam..
Layaknya langit, tabir tinggi ini menghias..

"Ah kau rumit..." katamu
Mari duduklah sini..
Duduklah bersamaku..
"untuk apa..?"
Aku dengarkan ceritamu..
"mengapa tidak engkau yang bercerita.."
Tidak..
Rahasiaku terlalu rumit..
Rahasiaku terlalu kelam..
Biarlah ku ceritakan pada angin..
Karena aku selayaknya angin..
Lembut membelai wajah, namun menghancurkan di kala badai..


Yogyakarta, 00:05

Komentar