Hello Jakarta

21:41

Sudah jam segini aja.
Sejak 1 jam yang lalu aku hanya duduk di depan laptop di samping jendela kamar hotel yang menghadap gedung-gedung tinggi menjulang kota Jakarta. Jakarta hujan hari ini.
Niat hati sih mau nerusin kerjaan, tapi kondisi yang gak fit begini malah bikin malas dan akhirnya hanya melamun memandang keluar jendela (alasan..!).
Entahlah, malam ini suasananya bikin mengenang memori-memori lama ketika aku masih tinggal disini.

picture download from http://www.guanchaoge.com/wind-wallpapers.html

Dulu, hal yang paling disukai jika malam tiba adalah pergi ke atas loteng, tiduran di sana hanya untuk melihat bintang-bintang bertabur di sana. Sendiri, hanya ditemani dinginnya angin malam. Berusaha mengingat pelajaran tentang rasi bintang, mencoba menggambar rasinya di udara. Dan kalau ingat bintang ini, ingat salah satu teman SMPku pernah mengirimkan pesan singkat padaku:

"Jap, liat deh langit sekarang, bintangnya banyak banget. Gue pilih yang paling terang warna merah itu. Nanti kalo kita jauh, dan lo mau curhat, ke bintang itu aja, sebagai pengganti kehadiran gue"

Iya, dia Herdavia, entah gimana kabarnya ia, aku sudah lost contact dengannya sejak pindah ke Jogja. Sedih kalau ingat betapa kami sangat dekat dan menghabiskan waktu bersama. Untuk seorang yang introvert sepertiku, dia mengisi bagian yang aku tak bisa melakukannya.

Dulu, hal yang paling disukai jika sore menyapa adalah pergi ke tempat tinggi, atau bersepeda menyusuri jalanan kampung menuju kompleks perumahan yang masih dibangun saat itu, sendiri. Hanya ingin membiarkan angin menerpa wajah dan tangan, sebagai usahaku mencurahkan segala pikiran yang tak pernah bisa ku katakan.

Dulu, hal yang paling disukai jika mendung putih menggelayut adalah pergi ke atas loteng, menengadahkan wajahku ke langit dan membiarkan titik lembut hujan menyentuh wajah, sebagai usahaku menenangkan diri sendiri.

Kini, aku merindukan aktifitas-aktifitas itu yang sudah tak bisa sering ku lakukan. Ya, aku masih senang menyendiri, mencari tempat sepi dan berangin. Membiarkan angin membelai wajah dan seolah berbisik "you're not alone, Dy".

Komentar