Ia tidak banyak bicara, hanya mengirimkan file gambar kartun putra putri berpakaian hijau dengan nama file nya adalah "Nikah Yuk"
Mentoring sore ini, karena satu dan lain hal, tidak ada materi, hanya menyampaikan berita-berita aktual dan karena kebetulan juga ada anggota baru, diisi dengan perkenalan kembali. Senang, terharu, akhirnya bisa melingkar kembali dengan saudari-saudari sekalipun hampir sebagian besar aku kenal. Berkumpul melingkar menjadi obat hati ketika galau.
Karena hari ini tidak ada materi, buku catatanku pun tak tergores ilmu. Iseng buka halaman demi halaman catatan-catatan mentoringku sejak tahun 2010, tanganku berhenti pada pembahasan pernikahan.
"Aku kok malah galau ya..."
Beberapa kawan sempat berkata seperti itu padaku.
Pernikahan memang sebuah mitsaaqon gholizho, perjanjian yang besar. Yang disana ada amanah menanti, yang disana mampu mengguncangkan Arsy, yang disana kita kan menjalankan ibadah bersama pasangan kita.
"Menyegerakan menikah itu baik, tapi terburu-buru pun jangan, karena takutnya Syaithan ikut campur dalam ketergesaan itu.."
Kita hanya bisa berdoa, semoga Allah segera mempertemukan kita dengan cara-Nya. Dan selama penantian itu, marilah memantaskan diri sebaik mungkin sehingga kita pun nantinya akan dijemput oleh orang yang baik juga.
"Tapi aku takut, kalo baru kenalan gitu, dia gak bisa nerima segala keburukanku.."
Itulah ujian (katanya). Seperti yang dulu pernah ku tulis di posting ini, jangan mempersiapkan diri untuk melihat kebaikan pasangan kita nantinya, tapi persiapkanlah diri ini untuk melihat keburukannya.
Kita tidak bisa menuntut pasangan kita sesempurna apa yang kita inginkan, karena ia manusia, yang kekurangannya adalah satu tempat yang perlu kita isi dan tutupi. Karena pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama.
Oleh karenanya ukhti, mari kita mempersiapkan ilmu dan mental, sehingga kita siap tersenyum dan mengangguk, ketika seorang yang baik datang dan berkata...
"Ku jemput engkau ke gerbang pernikahan"
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus