Andai Dia Tau

This is my friend's true story, i've had his permission to post it in my blog.. :D



Di sebuah kegiatan, telah mempertemukan aku dengan gadis itu. Entah sudah berapa tahun aku lewatkan sejak perkenalan itu tanpa perbincangan lebih lanjut dengan gadis itu. Kebetulan sekali, saat itu kami satu kepanitiaan.

Dan kini, gadis itu tepat berada di depan ku, membersihkan ruangan stand untuk bazaar, yang kebetulan kami yang bertugas jaga pertama pagi itu.

Perasaanku gak karuan. Aku mulai gak konsen saat browsing-browsing di sana. Sesekali mataku melirik ke arahnya, yang sibuk membereskan kertas-kertas di meja dan mulai membersihkan ruangan. Dan semakin gak karuan ketika...

"Ryan, minta tolong bersihkan yang bagian sana dong" Katanya seraya menyodorkan sapu ke arahku

Aku meraihnya, dan mulai membersihkan -- yang sepertinya terlalu terburu-buru -- bagian yang dimaksud (tempatnya memang dipisah antara bagian putra dan putri). Gadis itu tetap berdiri di tempatnya, menanti ku mengembalikan kembali sapunya dan kembali sibuk membersihkan ruangan.

Apa gadis kota kaya gini bisa bersih-bersih? Pikirku dalam hati

Namun, grogiku melebihi rasa ingin tahuku, sampai akhirnya...

"Nis, aku pergi dulu ya, nanti kalau ada yang nyari aku sms aja.. gak apa kan ku tinggal sendiri?" kataku padanya.

"Iya, gak apa..." katanya seraya tersenyum.

Aku pun segera melesat pergi dari ruangan itu, menuju taman sekolah yang jaraknya pun tak cukup jauh dari stand kami. Aku hanya duduk-duduk di sana. Menenangkan perasaanku yang mulai gak karuan lagi.

Andai dia tau...


Ya, karena cinta dalam diam itu adalah ibadah hati kita...
Semoga seperti Sayyidina Ali dan Fatimah, dipertemukan dengan indah di gerbang pernikahan.. ^^

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca....^^