Song In Black and White

I like black and white, as much as I like blue....

Yah, kalau aku gak di-panggil miss blue, maka panggilan lainku adalah si gadis hitam putih. Entahlah, aku suka kombinasi warna hitam dan putih, terlihat elegan #ceile. And for blue? Adalah warna yang soft di mata #halah.

Semua perlengkapan di kamarku kombinasi hitam putih. Semua perlengkapan elektronikku berwarna biru (yah, aku emang hobi me-match-kan warna).

 


Kesukaanku pada hitam putih berawal dari senangnya aku melihat piano (ya, aku baru bisa melihat, belum bisa memainkannya, haha..). Karena piano itulah alat musik pertama yang dikenalkan orang tuaku padaku dulu. Walau hanya replika piano kayu kecil yang cuma ada 10 bar/tuts putih, cukup untuk membuatku mengenal nada.

Dan mulailah aku berpikir, gimana ya orang-orang itu membuat alat musik? Pastinya butuh keakuratan tingkat tinggi untuk menghasilkan nada supaya tidak fals. Bahkan untuk membuat piano sendiri membutuhkan proses yang lama dan sulit. Piano dengan kualitas tinggi adalah karya yang membutuhkan bertahun-tahun untuk memproduksinya (itulah kenapa harga piano itu mahal).

Sebagai contohnya, pembuat piano, Fazioli, hanya memproduksi 80 piano dalam setahun. Dan setiap instrument-nya membutuhkan kira-kira 2 tahun untuk di-produksi.
Untuk cara pembuatan piano bisa dilihat di-link ini (malas translate, haha..):




Denting piano...
kala jemari menari...
1000 nyanyian hati..
aku lantunkan, dalam alunan melodi...

Komentar