That Sock Makes Me Shock :D

Gak sengaja nemu tulisan yang ku tulis di tanggal 5 Maret 2010. Cerita zaman SMA dulu menjelang UN (pas nih momentnya, hihi..).
Ya..ya..ya.. ternyata aku emang hobi nulis cerita gak jelas dulu.. :D

Cerita ini terjadi saat aku kelas XII.... (posting kali ini, cuma berbagi cerita :D)

Di sebuah SMA, di kelas XII IPA 3 yang penuh kenangan. Katanya sih kelas unggulan (ya karena  hampir sebagian besar jagoan-jagoan olimpiade antar sekolah ada di kelas kami), tapi jangan berharap menemukan kami dalam keadaan anteng, tenggelam dalam buku, gak deh. Kelas yang paling ribut, kelas yang pernah bikin guru marah, dan kelas para aktor-aktor teater (hobinya ngikutin gaya guru-guru ngajar kalau kebetulan gurunya lagi gak masuk). Anak-anaknya juga aneh-aneh, tapi tetep kompak (gak jelasnya :D).

Terus, ngapain aja tuh kalo lagi gak ada guru? Gak, kami gak akan tinggal diam. Ada yang nyanyi-nyanyi di belakang, ada yang ngrumpi sendiri-sendiri, ada yang debat gak jelas (kalo ini cuma dilakukan oleh ku dan teman sebangkuku, hehe), ada yang ngobrolin pelajaran, ada yang tidur malah, ada yang kabur ke kantin (hihi..). Tapi kalau waktu istirahat, hampir sebagian besar ke masjid buat sholat dhuha (maklum, mau Ujian Nasional, hehe...).

Oke, itu sekilas tentang kelas kami, sekarang beralih ke anak-anaknya. Dia teman sebangkuku, namanya Sarah (disamarkan). Berjilbab, jago bahasa inggris, utusan sekolah buat olimpiade, tapi galaknya minta ampun kalo sama cowo. Dan di suatu pagi yang cerah, hampir pukul 7 pagi, dia baru datang dengan gagahnya. Kebetulan sih, jam pertama kosong. Aku yang saat itu lagi duduk di depan kelas bersama teman-temanku, jilbaber juga, Amira dan Clara (disamarin juga, biar aman dunia), asyik ngobrolin ini itu, bayangin ini itu, milih ini itu, beli ini itu, (ini sekolah apa mall yak?) Oke, kembali ke jalan yang benar. Of course, kami nyapa sahabat kami yang satu itu.

“Hai sarah” sapaku

“Hmm..” jawabnya yang langsung duduk di antara kami tanpa menaruh tasnya lebih dulu di kelas.

“Tumben telat, Sar” tanya Amira

“kayanya tiap hari deh dia telat ” sela ku sambil nyengir yang langsung mendapat tatapan galaknya

Belum sempat Sarah membantah, Amira menjerit histeris (lebay sih sebenarnya, hehe). Diikuti terkejutnya Clara.

“MasyaAllah, Sar, kaus kakinya kok begitu?” tanya Clara terkejut.

Aku menatap ke arah yang dimaksud, langsung deh ketawa gak ketahan.

“Ya Allah, nih anak satu, cueknya gak nanggung-nanggung” kataku sambil menahan tawa.

Ketua kelas kami yang tertarik dengan kehebohan kami berempat, datang menghampiri.

“Da paan sih? Heboh bener kalian?” tanyanya.

Kami tak bisa berkata apa-apa selain menatap ketua kelas kami.

“ Ya ampun Sarah, kok lo pake kaus kaki beda sebelah gitu? Gak lagi ngelindur kan? ” Tanya ketua kelas kami, benar-benar heran sama anak ini.

“ Ya gak lah, emang sengaja kok ”

“ gak malu apa? ”

“ gak tuh, kan gue pake rok panjang, jadi gak keliatan.. ” katanya.

Anak ini emang cueknya gak tanggung-tanggung.

“ Lha emangnya kenapa pake beda sebelah gitu? ”

“ Habis males cari yang sebelahnya lagi, jadi yang ada aja gue pake.. ” jawabnya polos.

Serentak kami ketawa lagi, geleng-geleng kepala juga. Gak habis pikir sama anak ini. Masih mending kalo yang beda itu motifnya, tapi tetep warna dasarnya putih, nah ini, yang satu putih, yang satunya lagi....? ABU-ABU guys. Gimana gak pada heran coba, ampun deh (tepuk kening).

Kepada para pembaca, mohon ini JANGAN DITIRU, hihi.