Ikhlas, Menyemai Sabar Menebar Syukur

"gue gak mau lupain dia jar.."

"lah, emang kenapa? dia kan udah berkeluarga Bang.." kataku bingung

"pokoknya gak mau, orang sampe kemarin aja gue ngerasa dia masih milik gue..."

"emang kenapa gak mau lupain dia bang, toh lo tetep gak bisa dapetin dia.."

"sayang untuk dilupakan jar... banyak kenangannya..."

Jiaah, aku jadi ingat lagu zaman dulu. Aku hanya bisa menghela nafas baca curhatnya temenku. Ya, mungkin aku yang tak tau apa yang dirasakannya.



Setiap kita pasti pernah merasa kehilangan dan kecewa. Kehilangan kesempatan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, kehilangan sahabat untuk selamanya (hiks..), kecewa karena gagal masuk ke salah satu PTN, kecewa tak mendapatkan apa yang kita impikan. Kadang sulit untuk menerima nasihat "udah, ikhlaskan aja...". Rasanya kita ingin sekali bilang "ikhlas itu gak semudah mengucapkannya"

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.”
– (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)

Mencoba untuk menilik dibalik segala kehilangan demi kehilangan yang ku alami, puncaknya adalah insiden di bandara soekarno-hatta ahad lalu *haha (mungkin aku kurang bersedekah... ayo sedekah... sedekah...)


~ Ini postingan edisi curcol, hihi... ~

Komentar