Cinta adalah...

"Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis" (Al-Qalam:1)

Sabtu malam kemarin, seorang teman menanyakan tentang cinta lewat pesan singkatnya.

“Dek, menurut ente, cinta itu apa?”

Ups, ada apa nih dengan temanku, hihi. Kalau aku boleh mengutip dari dialog Husna dan Ana dalam film Ketika Cinta Bertasbih, maka mereka menjawab:

Cinta adalah kekuatan..

Yg mampu mengubah duri jadi mawar..

Mengubah cuka jadi anggur..

Mengubah sedih jadi riang..

Mengubah musibah jadi muhibbah..

Itulah cinta..

Sekalipun cinta telah kuuraikan & kujelaskan panjang lebar..

Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri..

Meskipun lidahku telah mampu menguraikan..

Namun tanpa lidah cinta ternyata lebih terang ..

Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya..

Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai pada cinta..

Dalam menguraikan cinta akal terbaring tak berdaya..

Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur..

Cinta sendirilah yg menguraikan cinta & percintaan..

“Jangan yang dari film-film lah..” katanya lagi

Kalau aku juga boleh mengutip sedikit dari artikel yang pernah ku baca, maka sang penulis menjawab:

Cinta adalah sebuah keberanian, keberanian kita untuk mengungkapkan pada orang yang kita cintai akan perasaan dan keinginan kita untuk menikahinya, dan cinta adalah sebuah pengorbanan, jika belum sempat hati ini mengungkapkan, orang yang kita cintai sudah menjadi milik orang lain.

“Jangan yang dari sisi cowo lah, yang dari cewe gimana?” protesnya lagi (lha? bukannya sama aja? Jadi tambah bingung, haha).

Maka, cinta adalah sebuah keputusan. Keputusan kita untuk mencintai pasangan kita baik mencintai kelebihannya maupun mencintai kekurangannya. Jika kita hanya mencintai karena kelebihannya, tapi tak bisa menerima kekurangan suami atau istri kita, itu bukan cinta, mungkin lebih kepada kagum. Dan cinta adalah sebuah rasa saling percaya, saling menerima, saling memaklumi, bahwa tak ada manusia yang benar-benar sempurna seperti apa yang kita inginkan ada pada pasangan kita. Jangan siapkan diri kita untuk melihat yang baik-baik dari pasangan kita nantinya, tapi siapkan diri kita untuk melihat dan menerima kekurangan pasangan kita kelak, dengan begitu, saat kita melihat sisi baiknya yang belum pernah kita tau, itu akan menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan bukan?.