Sebuah Perpisahan, Curahan Hati

"Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis" (Al-Qalam:1)


Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi memang benar adanya, terkadang kita siap untuk sebuah pertemuan tapi tak siap untuk sebuah perpisahan yang pasti akan datang. 
Dan ketika kita dimintai komentar akan sebuah perpisahan, sebagian besar pasti akan berkata "Setiap pertemuan pasti ada perpisahan".
Aku tak menyangkal perkataan itu, tapi mungkin kalimat itu pun digunakan untuk menenangkan  hati yang bersedih karena perpisahan.

Ya, setelah mulai berpisah dengan teman-teman satu genk ku yang sangat aku cintai (7 Segment), kini aku pun mulai ditinggal oleh teman kantor yang baru aku kenal sebentar. Seorang wanita yang sempat membuatku kaget karena perubahannya (yang dari jilbab leher menjadi jilbab besar). Perbincangan kami memang tak banyak, tapi aku tetap merasa sedih dengan kepindahannya (ia baru saja menikah, barakallah ya mbak...).

Juga teman kantor yang murah senyum, mbak berjilbab gede yang lain. Karena dia masuk Departemen Keuangan, maka, ia pun resign dari kantor ini. Duhai, siapa lagi yang ku jadikan tempat untuk bicara. Aku terus mengulang kalimat itu untuk menepis sedihku ditinggal mereka, yang belum ku kenal lama.

Barakallah untuk mbak berdua...semoga sukses apa yang mbak lakukan kemudian... :)

Komentar