Ndeso

download from Pinterest.com

Menghabiskan masa kecil di kota besar tidak membuatku seperti "anak kota". Dengan mall bertebaran dimana-mana dan teman-teman yang gahol abis tidak juga membuatku jadi "anak kota".

Keseharianku zaman dulu cuma sebatas, rumah - sekolah - rumah teman buat ngerjain PR - rumah - sekolah, gituuuuu terus. Belum lagi kalau ekskul yang aku ikuti lagi banyak-banyaknya lomba, kadang sampai nginap-nginap di sekolah. Sekalinya libur buat cuci sepatu baju dan istirahat baca komik.

Ke mall masa' gak pernah?


Rasanya intensitas aku ke mall bisa dihitung jari. Seringnya kalau diajak nyokap belanja baju lebaran, barulah ke emol, itu pun cuma yang sekelas Ramaya*a / Robin*on saudara-saudara.

Pernah sekalinya di ajak ke mall besar di Karawaci sama saudara-saudara sepupu, beuh seneng banget, sekaligus ndeso. Gak bisa nyantai jalan di mall, takut nyasarlah, takut salah dan lain sebagainya. Diajak makan di sana aja bingung, jadi cuma terima diam manis, ngikut aja pesanannya sepupu.

Lihat sepupu dengan santainya belanja ini itu, aku yang cupu itu pengen ikutan. Dengan uang jajan yang pas-pasan, akhirnya aku beli kaos main 1 buah di salah satu distro (yang sebenarnya gak perlu di mall juga kalau cuma beli kaos). Ya maklumlah ya, namanya juga anak cupu diajak main ke mall, pengenlah bergaya kaya anak-anak mall yang barang-barangnya beli di emol :D. Sampai sekarang masih ada tuh kaosnya, disimpan sebagai memori pertama kali ke emol, *halah.

Nonton bioskop?

Jangan ditanyaaaaa. Baru kenal bioskop aja di semester 3 kuliah. Kira-kira tahun 2007-2008 lah. Kuper banget kan gue...

Kok kuper? kan anak IT, pasti udah kenal komputer dari kecil dong, bisa browsing-browsing..

Owh, Anda salah! Aku baru benar-benar mengenal yang namanya komputer, microsoft word dan lain sebagainya saat duduk di bangku kuliah, yes, BANGKU KULIAH! oh my God!

SMP ada pelajaran komputer, tapi DOS, hitam putih semua. Tugasnya disimpan di disket. Kalau jalan ke sekolah sambil nenteng disket rasanya udah kaya penguasa dunia, PONGAH tingkat dewa. haha (maafkan aku yang super duper kuper itu).

SMA juga ada pelajaran komputer, sudah berwarna, tapi tiap kali masuk laboraturium, komputer sudah dalam keadaan nyala, jadi manalah saya tahu bagaimana cara nyalakannya (ngeles dikit). Belum lagi teman-teman yang sudah pada terbiasa dengan komputer, sudah buka aplikasi ini itu. Saya yang cupu ini mau ikutan buka ini itu pun bingung gimana caranya.

Di rumah gak ada komputer emangnya?

Oh, ada, tapi sayalah pelakunya yang ngerusakin itu komputer disaat umurnya baru seminggu di rumah, bahahahaha. Habis itu, gak dibelikan lagi sama bokap nyokap. :(

Pindah ke Jogja saat kuliah waktu itu memang benar-benar seperti kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong. Berasa anak bayi yang baru diajak keluar. Really excited!
Mencoba hal-hal baru, mandiri, yang gak pernah bisa dilakukan sebelumnya.

Terima kasih Jogja, kampung halaman yang selalu ku rindu.

Komentar