Teguran

Ya Rabb,
Inikah teguran..
Teguran-Mu kali ini meremuk redamkan hati dan emosiku..

Kini aku tau apa yang Kau ingin aku pelajari..
Kini aku tau alasan dari sebuah pertemuan..
Kau ajarkan aku banyak hal..
Atas semua kesalahan yang selama ini tanpa ku sadari aku lakukan.
Kau ajarkan aku makna sebuah kata..

Ya Rabb, maafkan aku yang tak tau diri ini..
Yang selalu memohon dan memohon..
Tapi sungguh tak kuasa ku bendung sedih ini...

Izinkanlah aku menangisi kebodohanku..
Seperti Sayyidina Umar yang menangisi kesalahannya di masa lalu..
Kesalahan yang mebawa sedih dan perasaan bersalah yang tak berujung..
Ya Rabb, aku memang tak mungkin sanggup untuk sama seperti para sahabat, ummahatul mukminin pun shohabiyah yang lain..

Namun bantulah aku tuk tak lagi berada dalam kebodohan yang sama...
Seperti senandung syair yang berkata..
"Aku hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi sholehah"

Ya Rabb, aku tak menyesal, kau hadirkan orang-orang yang melalui mereka aku belajar..
Melalui cerita mereka aku belajar..
Melalui nasihat mereka aku belajar..

Aku...hanya tak mengira bisa sesedih ini...

Nasihat lama yang kini terngiang kembali..
"kita harus tau menangis untuk apa, jangan karena hal yang sepele, kamu sia-siakan air matamu, menangislah karena sesuatu yang memang patut untuk ditangisi, dan yakinlah Allah menghitung setiap tetes air mata kita, jadi,,,jangan nangis lagi ya.." ucap saudaraku dalam media chat waktu itu.



Manado, 02.49 WITA (central indonesian time)
Hampir jam 3 pagi disini, padahal subuh jam 4, bisa gak tidur ini... :(((

Komentar