Rainy Day Gloomy Mood

What a perfect combination right?

Ya~, gak gloomy banget sih, tapi cukuplah bikin satu hari ini gak produktif sama sekali.
Gak produktif! #tepuk kening

Hujan sejak subuh tadi. Dan jujur saja, aku baru tidur 1 jam menjelang adzan subuh. Padahal sudah masuk kamar dan matikan lampu sejak jam 10-an. Gak bisa tidur dan malah mainan ponsel. What's wrong with me?

Selepas subuh pun, aku kembali masuk dalam selimut, rasanya nggliyeng mau langsung aktifitas (mohon jangan ditiru ya saudara-saudara) plus dingin juga disini. aku hanya menatap langit-langit kamar, sesekali mengecek ponsel dan kemudian terpejam.

Matahari beranjak naik, aku masih mendengar suara hujan di luar. Mendung syahdu gimanaaa gitu suasananya, mendukung banget buat malas-malasan. And ya~ aku kembali menarik selimutku. Aku jadi perang batin begini. Yes, ini hari ahad, waktunya bersih-bersih rumah 2 lantai ini s.e.n.d.i.r.i.a.n, tapi di sisi lain rasanya masih mau dalam selimut aja.

Wake up dy, lets do some chores. this house needs your touch.

Aku menasehati diriku sendiri. Aku berusaha bangun dan duduk di atas kasurku, menyingkirkan selimut dari atas tubuhku, terdiam sejenak, lalu berbaring lagi dan menarik selimutku hingga ke bawah hidung. Teruuus aja begitu sampai akhirnya jam 11 siang. #jedotin kepala

Aku beranjak dari kasurku dengan sedikit pening. Aku hanya memegangi kepalaku sambil berjalan ke kamar mandi. Selesai bersih-bersih, entah kenapa aku masih merasa lemes banget. Aku pun menduga karena aku belum makan. Melihat tumpukan setrika dan rumah yang belum sempat disapu ini, aku memutuskan untuk masak makanan sebelum meng-inems. And you know what? GAS HABIS, HUAAAA~ (T▽T)

Aku hanya menghela nafas, di luar hujan, aku malas keluar rumah beli makan hujan-hujan gini, mana lagi gak fit. Akhirnya keputusan jatuh pada masak mie di rice cooker. Ngenes banget siih. o(╥﹏╥)o

Layanan antar gas? well, aku baru beberapa bulan pindah ke rumah ini. Dan hampir sebagian besar waktuku malah di luar rumah. Aku bahkan masih belum tau yang jual gas dekat sini dimana, biasanya minta bantuan kakak yang rumahnya dekat sini, tapi gak enak juga tiap hari minta bantu. Akhirnya aku diam saja kalau gasnya habis. Besok deh nyari infonya.

Dan yang semakin bikin aku depresi adalah, maag ku kambuh. Ya Rabb, mau nangis rasanya. I'm alone here. Selesai makan mie yang sedikit dipaksakan itu, selepas sholat zuhur, aku kembali membaringkan tubuhku di kasur. Aku menutup kening dan mataku dengan telapak tangan. Berharap peningnya reda segera, dan maagnya pun reda. Dan ya, aku tertidur kembali.

Menjelang ashar, aku terbangun. Dadaku masih terasa panas, perut masih sakit. Tapi ku paksakan untuk tetap beres-beres rumah, minimal nyetrika. Karena kalau gak, kerjaan ini bakalan menumpuk di akhir minggu depan. Makin lelah hayati nanti.

Dan ya~, akhirnya hari ini aku hanya nyetrika. Nyapu lantai pun hanya yang di lantai satu aja.
Lantai duanya? Ah jangan ditanya deh, udah kaya kena hujan abu. #lebay sih, hehe
Ngepel? Apalagi, gak sanggup hayati.

Tapi ujung-ujungnya kesal juga. Tiap kali liat lantai rumah, duuh, rasa pengen ngepel saat itu juga. Tapi ya~ masa malam-malam begini sih?

Begitulah, minggu depan bakalan jadi minggu yang melelahkan buat beberes rumah.
#sandaran ke tembok (ʃ_⌣̀ )/||

Komentar