Balada Dompet Ketinggal Semedi Pun Gagal

Judul postingnya kepanjangan Dy.

Ah, biarlah ya, soalnya postingan kali ini adalah postingan curcol. :))
Semua berawal dari adanya 'tugas negara' ke Jakarta untuk hari Rabu dan Kamis ini.


Senin pagi, dua hari yang lalu.
aku dikabari terkait 'tugas negara' ini. Aku yang saat itu entah kenapa masiiih aja menggalau, berkeinginan berangkat dari Selasa sore. Aku pun izin ke boss-ku.

"Pak, boleh ndak sy berangkat dari selasa malam?mau menyepi di jakarta" Tanyaku

"Gpp gpp"

Set.. Set.. Set.. Izin sudah dapat, Tiket selasa sore pun terbeli (aku gak mau terlalu malam sampai Jakarta, kan mau semedi). Dan saat itu aku gak langsung pesan hotel, ku pikir, 'Aah, masih bisa besok (selasa)'.


Esoknya, hari Selasa pagi.
Aku sudah hectic dengan kerjaan. Gak sempat pesan-pesan hotel. Baru sempat pesan mendekati istirahat siang, and you know what? Hotel tempat biasanya kami menginap penuh semua. Gosh!

Penerbangan jam 17.45, meeting conference sama client baru selesai pukul 16.15. Gak konsen sudah, mengingat jalanan Jogja ke arah bandara pasti padat. Tapi alhamdulillah, sampai sana tepat waktu, pukul 16.40 sudah sampai di bandara.


Di ruang tunggu, pukul 17.17
Sambil membunuh waktu hingga boarding, aku kembali membuka laptop, menyelesaian sedikit kerjaan yang nanggung sambil sesekali chat dengan beberapa orang. Mendekati jam boarding aku sudahi kerjaan di depan laptop, dan ku bereskan semua barang-barangku. Aku mulai mendengarkan musik melalui ponselku. 17.45, ketika seharusnya boarding, malah diumumkan akan terlambat diterbangkan hingga pukul 19.50.
Huaaa o(╥﹏╥)o
Aku sudah malas buka laptop, jadi hanya menanti sambil mainan ponsel (cuma geser-geser menu aja sih kebanyakan, sedih beud yak).


Di ruang tunggu, pukul 19.30
Dapat kompensasi makan malam dari maskapai, karena delay lebih dari satu jam. Setidaknya niatku makan di bandara jakarta sebelum ke hotel tidak perlu dilaksanakan. Aku makan secepat yang aku bisa, berharap, segera boarding hingga gak terlalu malam sampai hotel.


Di ruang tunggu, pukul 20.15
Kami baru saja dipanggil untuk boarding. Waah, kalau boarding jam segini, sampai Jakarta bisa jam setengah sepuluh. Ketika jalan menuju pesawat, aku masih melihat beberapa pesawat TNI lepas landas. Ya, inilah alasan delay di bandara Jogja, ada latihan militer.


Di pesawat
Sudah pukul 20.48, pesawat belum juga mendapatkan izin untuk lepas landas. Landasan udara masih digunakan oleh TNI. Dan aku pun mulai berhitung estimasi waktu tibaku di hotel dengan panik. Dan berhubung aku tipe mabuk di pesawat saat take off dan landing, aku putuskan untuk tidur. Entahlah pesawat berangkat pukul berapa saat itu.


Bandara Soekarno Hatta
Aku terbangun ketika pesawat sudah landing di bandara SoeTa. Aku melihat ponselku, pukul 22.10. Haduuh, sampe hotel bisa jam sebelas malam, gagallah semedi. Aku keluar pesawat dengan sedikit nggliyeng, padahal sepanjang perjalanan tidur, apalagi kalau gak tidur. Sampai di taksi, sudah pukul 22.20. Perjalanan ke hotel kurang lebih 30 menit lewat lingkar luar Jakarta. Aargh, entah kenapa aku capek.


1 KM mendekati hotel
Aku mencari dompetku untuk mempersiapkan uang yang harus ku bayarkan. Tidak ada. Aku berusaha mencari di tas laptop, juga tidak ada. Aku berhenti sejenak, dan kembali mencari di bagian paling dalam tas ranselku. Tetap aja hasilnya nihil. Fix, dompet gak kebawa, entah dimana. Aku membuka dompet tempatku biasanya menyimpan dua ponselku, disana ada uang 50.000, aku melihat argo taksi 112.000. Oh my God! (T▽T)

Aku mencoba berpikir cara bayar bapak taksinya. Aku mengingat-ingat temanku yang dekat daerah hotel, tapi ketika ku lihat jam di ponsel, sudah hampir pukul 11 malam. Mana mungkin aku telpon minta tolong jam segini.
ATM dan uang tunai semuanya ada di dompet yang tertinggal. Yang aku bawa bersamaku hanyalah token dan uang 50.000, ya ampuuun.

"Bapak, ada nomor rekening gak?" tanyaku "Dompet saya ketinggalan nih pak, yang ada uangnya cuma 50ribu doang, saya transfer aja bisa?"

Si bapak terdiam lalu kemudian "duh, Neng, saya gak hafal nomor rekeningnya"

"minta orang rumah untuk liatin buku tabungannya pak"

Si bapak diam lagi, kayanya juga sedang berpikir.

"atau ke rekening temen bapak dulu deh, saya beneran gak bawa uang"

Si bapak diam, dan menghentikan mobilnya di depan hotel. "mbak ada ATM?"

"ada tapi ATMnya ada di dompet yang ketinggal"

"Atau mbak pinjem sama hotelnya dulu deh, saya beneran gak hafal"

Aku terdiam, dan mengiyakan. Aku meminta si bapak menunggu dulu.


Di lobby hotel
"Selamat malam, ada yang bisa dibantu Bu?" Sapaan mas resepsionis menyambut.

Dan percakapan terkait booking hotel pun terjadi. Ketika masnya sedang sibuk mempersiapkan kunci, aku bertanya.

"Kak, disini bisa tarik tunai via transfer gak?" Tanyaku. kiranya ini indomar*t Dy. Yaa, apa salahnya dicoba kan?.

"Duuh, ga bisa bu" Jawabnya

"Duuh, gimana ya Kak ya, dompet saya tertinggal, belum bayar taksi ini. Atau kakak bisa bantu saya, saya transfer ke kakak, kakak yang ambilkan"

Aku melihat jam di ponselku, pukul 23.10. Aku berpikir siapa teman yang berada di sekitaran kebayoran ini. Aku menghubungi salah satu nomor temanku, tapi gak aktif. Ya iyalah, jam berapa ini. Aku berusaha mencari jalan lain sekalipun aku gak tau. Sendirian dengan hanya membawa uang 50.000 belum bayar taksi ditambah sudah mendekati tengah malam ini sungguh bikin gak tenang.

Kakak resepsionisnya masih agak ragu untuk bantuin.

"Duh, bu saya gak ada cash" jawabnya

"dekat sini ada ATM gak? aku transfer ke rekening kakak, aku minta tolong ambilkan bisa?"

"Oh, ibu transfer dulu?Sebentar ya bu"

Dia pun mengeluarkan ponselnya, menunjukkan nomor rekeningnya. Dan yaa~ akhirnya, ada pegangan juga. Aku turun ke bawah, bayar taksi dan kembali naik ke kamarku.
Pukul 23.40, sholat bersih-bersih, dan rasanya capeeeek banget.
Gagal ini mah semedinya. (T▽T)

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca....^^