Roti Bakar

Gak, aku gak ingin buat posting tentang bagaimana membuat roti bakar. Tapi ini tentang kehidupan (ceile..).


"Sekarang ini, aku mengibaratkan hidup seperti roti bakar. Di bolak balik, pake mentega, pake coklat, begitu selesai, dinikmati.. lezat..ada asin manis pahit. Makannya bikin surprise, karena terkadang bagian tengah terlalu manis, pinggirnya terlalu asin, tepinya pahit"

Sebuah chat dari kawanku yang dikirim beberapa waktu lalu. Satu chat yang membuat jemariku tak sabar merangkai semua kata yang ada dikepala dan benakku.


Kawan, bersamamu selalu menjadi kenangan yang terlalu manis untukku.
Pertengkaran yang selalu saja ada, entah itu sebuah candaan atau bahkan pertengkaran serius adalah rasa asin yang harus kita nikmati di antara manisnya memory yang kita jalin.
Tapi kawan, aku selalu tak bisa menahan pahitnya berpisah denganmu.
Membayangkannya saja ku tak sanggup.

Benar rasanya jika hidup ini diibaratkan seperti roti bakar macam-macam rasanya.
Benar rasanya jika hidup ini diibaratkan seperti angin, terkadang lembut membelai, terkadang pula badai menghancurkan.
Benar rasanya jika hidup ini diibaratkan seperti piano, terkadang mendentingkan tuts putih, terkadang pula mendentingkan tuts hitam, karena keduanya kan melantunkan melodi indah.
Melodi indah yang kan mengingatkanmu akan kenangan kita.

Ah, kau pasti berkata aku berlebihan mengungkapkan.
Tapi itulah yang ku rasa. Bahkan lebih dari sekedar apa yang ku tulis disini.
Ya, aku tak pandai berkata, tapi biarlah Allah sampaikan rasa ini pada hati-hati yang kini telah bertaut.
Ya, biarlah yang ini ku rasa sendiri.......

Komentar