Letusan Merapi 2

"Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis" (Al-Qalam:1)

Kamis 4 November 2010 malam, pukul 23.54, aku terbangun dari tidurku. Satu sms masuk ke HP ku, yang mengatakan kalau letusan merapi terdengar sampai tempatnya berada (Pugeran, sekitar 10KM lebih dari tempat tinggalku). Aku yang saat itu sedang tidak sehat memilih tidur lebih awal. Tapi tiba2 terbangun karena adanya getaran. Pintu kamarku terbuka, kakakku masuk.

"Bangun jar, merapinya lagi meletus, horor nih..." katanya.

Aku bangun, melihat ke dapur, mbak dan kakak iparku sibuk bikin pesanan kue. ku lihat di luar rumah hujan abu dan pasir tebal membuat sedikit gelap. Dan tiba-tiba, pengumuman yang disampaikan lewat speaker masjid..

"Kepada seluruh warga Labasan Pakem diharapkan turun untuk mengungsi, bagi yang memiliki kendaraan silakan turun, bagi yang tidak memiliki silakan berkumpul di halaman masjid"

Deg, aku takut, panik, karena setelah itu gemuruh letusan terdengar menggelegar dan tanah ikut bergetar.

"Jar, pakein celana panjang ali nafis dila" kata mbakku.

Aku sudah mulai gemeteran, apalagi saat itu pun aku sudah kurang sehat. Aku diam saat bersiap-siap ngungsi. Ku pakaikan masker ke mulut keponakan-keponakan ku itu. Kakakku, kakak iparku, adik kakak iparku dan satu saudaraku sudah bersiap di motor.

Gemuruh terus menggelegar dan hujan kerikil mulai turun. Saat hendak pergi, listrik pun padam. Semakin membuat takut, karena gemuruh letusan dan getaran tanah masih terus berlangsung. Aku diam menahan panikku. Turun pelan-pelan ke bawah. Di perjalanan, hujan abu dan air mengguyur kamu. Banyak pengungsi kehujanan abu dan air itu. Suara tangis anak kecil pun terdengar, jadi makin trenyuh, kasihan. Dan akhirnya kami sampai ke tempat pengungsian di PonPes Krapyak Ngaglik.

Aku masih gemetaran di sana. Tak sanggup membayangkan kembali apa yang terjadi saat mengungsi.

motor yang dipakai ngungsi, dari kiri, punya kakakku, adiknya kakak ipar, aku, dan kakak iparku.
my cat di atas tumpukan abu halaman rumah

Komentar